Jakarta Kota Sastra Dunia Sekadar Status atau Serius Dihidupi, Ikuti Diskusinya di TIM

share on:
Flayer kegiatan diskusi 'City of Literature: Sekadar Status atau Serius Dihidupi' || YP-Ist

Yogyapos.com (JAKARTA) - Jakarta, ibu kota Indonesia, telah diakui sebagai Kota Sastra Dunia (City of Literature) oleh UNESCO pada tahun 2021. Untuk membahas sejauh mana status ini telah dihidupi dan diimplementasikan, sebuah diskusi publik bertajuk “City of Literature: Sekadar Status atau Serius Dihidupi?”.

Diskusi yang diinisiasi Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) ini akan digelar di Teater Wahyu Sihombing, Taman Ismail Marzuki (TIM) Jalan Cikini Raya, Jakarta, Kamis (23/5/2024) pukul 19,00-21.00 WIB.

BACA JUGA: Wisatawan Antusias Saksikan Orkestra Keraton Yogyakarta

Humas DKJ Muhammad Ridho mengungkpakan, diskusi ini akan menggali lebih dalam tentang status Jakarta sebagai salah satu Kota Sastra Dunia dalam jejaring global UNESCO. Acara ini akan dimulai dengan pemaparan dari Laura Prinsloo, Ketua Focal Point Jakarta City of Literature, mengenai rancangan awal serta rencana strategis Jakarta sebagai Kota Sastra Dunia. Kemudian, Alex Sihar, Staf Khusus Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud Ristek RI, akan memberikan tanggapan mengenai arah dan rencana ideal yang harus ditempuh. Diskusi akan dimoderatori Fadjriah Nurdiasih dari Komite Sastra DKJ.

BACA JUGA: Razia BNN-Bea Cukai di Lima Lokasi, Ini Penjelasannya

“Diskusi akan ditutup dengan paparan dari Andhika Permata, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta, yang akan membahas kebijakan-kebijakan terkait dan upaya mendukung status ini,” tandas Ridho melalui siaran pers yang terima yogyapos.com, Rabu (22/5/2024).

Ridho menyatakan, Jakarta ditetapkan sebagai Kota Sastra Dunia oleh UNESCO karena sejarah panjangnya dalam kesusastraan dan potensinya dalam mengembangkan sastra dan literasi. Jakarta memiliki 5.604 perpustakaan, 1.240 penerbit, dan 30 persen toko buku modern di Indonesia. Sejak 2019, Jakarta juga menggelar Jakarta International Literary Festival (JILF), yang menjadi salah satu bukti komitmen kota ini terhadap sastra.

BACA JUGA: Peserta World Water Forum ke-10 Tembus 46 Ribu

Alam konteks ini, Laura Bangun Prinsloo akan memaparkan rancangan awal dan rencana strategis Jakarta City of Literature, termasuk program-program yang memastikan status kota sastra benar-benar hidup dan berkembang. Alex Sihar akan memberikan analisis kritis tentang arah dan rencana ideal yang harus ditempuh Jakarta sebagai Kota Sastra Dunia, dengan penekanan pada dukungan infrastruktur dan program berkelanjutan. Sementara itu, Andhika Permata akan menguraikan kebijakan-kebijakan yang mendukung status ini, serta sinergi antara sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dengan dunia sastra.

BACA JUGA: Dugaan Pungli di Lapas Cebongan Libatkan Oknum Pejabat Struktural Berinisial M

“Diskusi ini bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana status sebagai City of Literature telah membawa perubahan nyata dalam pengembangan sastra di Jakarta. Selain itu, acara ini juga bertujuan untuk menyadarkan masyarakat bahwa sastra memiliki peran penting dalam identitas kebangsaan, percakapan multikultural, dan ekspresi kebudayaan,” pungkas Ridho. (*/Met)

BACA JUGA: Dira Raih Second Prize American Standart Design Award 2024

Tentang Jakarta City of Literature:

Jakarta adalah satu-satunya kota di Indonesia dan Asia Tenggara yang terpilih menjadi Kota Sastra Dunia oleh UNESCO. Status ini merupakan bagian dari jejaring kota kreatif dunia yang bertujuan untuk mempromosikan kreativitas dan budaya di berbagai kota di seluruh dunia {}


share on: