Yogyapos.com (SLEMAN) – Seni membatik, ternyata mengundang minat bagi warga Singapura. Hal ini setidaknya nampak dalam gelaran Batik Art Workshop bertajuk ‘Creative Expressions with Youth yang diinisiasi Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), akhir pekan kemarin.
Workshop yang dihelat di Auditorium Bonaventura, Kampus III UAJY, diikuti oleh belasan mahasiswa serta dosen dari Ngee Ann Polytechnic, Singapura. Kegiatan ini merupakan bentuk kerjasama antara UAJY dengan Ngee Ann Polytechnic dan Care Channel Indonesia.
Para peserta worshop nampak gembira dengan hasil kreasinya || YP-Ist
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengenalkan budaya Indonesia khususnya batik sebagai warisan budaya secara internasional, kegiatan ini sekaligus bentuk pengabdian pada masyarakat secara internasional yang dilakukan oleh Dosen FBE.
BACA JUGA: Serangan Umum 1 Maret 1949 dalam Ekspresi 76 Perupa di Monjali
Wenefrida Mahestu Noviandra Krisjanti SE MSc PhD selaku Dekan FBE mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan kali kedua Ngee Ann Polytechnic mengikuti workshop batik yang dilakukan oleh UAJY.
Suntuk dan gembira berkarya || YP-Ist
“Saya berharap kalian dapat mempelajari sesuatu yang baru dan mempelajari nilai di balik pembuatan batik,” ucap Mahestu.
Kegiatan membatik dibimbing oleh Susana Dewi Puspitawati bersama dengan tim dari Omah Batik Purwanti. Dalam workshop ini, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang didampingi oleh 1-2 dosen serta mahasiswa FBE sebagai fasilitator. Peserta diberikan kebebasan dalam berkreasi membuat batik.
Thomas Lim, selaku perwakilan dari Care Channel menyebutkan jika ini merupakan pengalaman pertamanya membuat batik dan dia merasa menyukai kegiatan ini.
“Pengalaman baru bagi saya dan saya menikmati kegiatan membatik ini. Sampai di tahap mewarnai, akhirnya saya paham betapa sulitnya membuat batik,” ujar Thomas.
Penyampaian kesan dan pesan peserta Singapura || YP-Ist
Setelah selesai membatik, para peserta kemudian mendapatkan materi Yogya Istimewa yang dibawakan oleh Drs Martinus Parnawa Putranta MBA PhD, Ketua Departemen Manajemen FBE UAJY.
BACA JUGA: Lama Sembunyikan Identitas, Grup SMJ Ungkap Alasan Bertopeng
Dalam sesi ini, Parnawa menjelaskan sejarah terbentuknya Keraton Yogyakarta dan bagaimana tradisi yang dilaksanakan secara turun temurun. Sebagai rangkaian dari kegiatan ini, para peserta workshop juga mendapatkan kesempatan untuk campus tour dengan didampingi oleh mahasiswa FBE.
Yu Heimann, salah satu mahasiswa dari Ngee Ann Polytechnic sekaligus peserta pada workshop ini merasa sangat senang menjadi bagian dari kegiatan ini. Ini adalah kali pertama Yu Heimann mengenal dan belajar mengenai batik.
BACA JUGA: Apresiasi untuk Driver dan Kru Ambulan, Kiai Zuhdi: Buah Khidmah kepad Masyarakat
“Ini sangat seru, tapi tidak mudah dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Batik ini akan aku berikan kepada temanku sebagai hadiah,” ucap Yu Heimann.
Kegiatan workshop ditutup dengan penampilan drama dan tari dari mahasiswa Ngee Ann Polytechnic dan pengumuman batik terbaik. (*/Red)