Wiwitan dan Panen Raya Padi di Gulurejo Dihadiri Danrem

share on:
Wiwitan dan Panen Raya Padi yang berlangsung di Bulak Rowo Jembangan, Kalurahan Gulurejo, Kapanewon Lendah, Kulonprogo, Kamis (10/4/2025) || YP-Ist

Yogyapos.com (KULONPROGO) - Danrem 072/Pamungkas Brigjen TNI Bambang Sujarwo SH MSos MM menghadiri kegiatan Wiwitan dan Panen Raya Padi yang berlangsung di Bulak Rowo Jembangan, Kalurahan Gulurejo, Kapanewon Lendah, Kulonprogo, Kamis (10/4/2025).

Dalam laporan yang disampaikan Lurah Gulurejo, Bejasantosa, disebutkan bahwa total luas lahan pertanian padi di wilayah tersebut mencapai sekitar 110 hektar, termasuk di dalamnya lahan cetak sawah baru seluas 5,16 hektar di Padukuhan Klipuh.

BACA JUGA: Senator DIY Bahas Roadmap Penanganan Sampah, Ini Evaluasinya

Meski demikian, para petani masih menghadapi sejumlah tantangan, antara lain banjir akibat limpahan air dari hulu, drainase pemukiman yang membawa sedimen, keterbatasan akses jalan usaha tani, serta saluran irigasi yang belum optimal. Para petani pun berharap adanya dukungan berupa penguatan tanggul, perbaikan bendungan dan jembatan, serta pengadaan jaringan internet pertanian.

BACA JUGA: 314 Prajurit Korem 072/Pmk Naik Pangkat, Ini Pesan Danrem

Bupati Kulon Progo, Dr R Agung Setyawan, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bukti nyata perhatian terhadap sektor pertanian. Ia menegaskan bahwa Gulurejo memiliki potensi besar sebagai kawasan cadangan pangan, namun masih terkendala persoalan banjir dan infrastruktur. 

BACA JUGA: Stasiun Tugu Menerima Kedatangan 178.000 Penumpang Selama Sepekan

“Kami terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk melakukan normalisasi sungai serta menyediakan peralatan pertanian modern guna mendukung generasi petani milenial,” ujar Bupati.

Potong tumpeng wiwitan dan panen raya padi || YP-Ist

Sementara itu, Asisten Sekda DIY, Drs Tri Saktiyana MSi menekankan bahwa Kulon Progo diharapkan dapat menjadi lumbung pangan Daerah Istimewa Yogyakarta. Ia menyatakan bahwa tradisi wiwitan dan panen raya bukan sekadar rutinitas, tetapi merupakan gerakan kultural dan ekologis.

BACA JUGA: Novel Dawuk Terbit di India, Tiga Kali Dibedah di Kalinga Literary Festival

Menurutnya, tantangan drainase dan irigasi yang belum optimal di wilayah Lendah dan Sentolo harus diselesaikan dengan pendekatan teknis serta partisipatif. 

“Pangan adalah soal kedaulatan, dan Gulurejo harus teguh menjadi Kalurahan Mandiri Pangan,” tegasnya.

BACA JUGA: Hengki Widhi Masuk Dosen Hukum Favorit 2024

Acara diakhiri dengan prosesi pemotongan tumpeng sebagai simbol dimulainya musim panen,  dengan tetap melestarikan nilai-nilai tradisi budaya serta semangat kebersamaan masyarakat dalam membangun ketahanan pangan di Kulonprogo. (*/Red)


share on: